Bagaimana
rumah idamanmu? Bangunannya megah dan mewah? Penuh artistik? Oke, pikirkan dulu
rumah idaman kalian ya, kawan.
Aku justru menginginkan rumah sederhana tetapi halamannya luas, hehe. Kenapa kok begitu? Karena aku suka sekali dengan tanaman. Maaf curhat sedikit :).
Yappp,
tapi memang begitu kenyataannya. Baiklah daripada aku mulai salah fokus dan ngelantur
nulis, kita mulai saja dari sini. Jika kalian punya halaman rumah yang luas,
ingin kalian tanami dengan apa? Ada
banyak varian tumbuhan yang bisa ditanam. Pohon hias dan bunga, pohon buah,
apotek hidup dan masih banyak lagi. Kali ini aku akan menjelaskan pengalamanku
menanam pohon tomat.
Klasifikasi
tomat
Nama
Latin : Solanum lycopersicum L.
Nama
Indonesia : Tomat
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan
Berpembuluh)
Superdivisi : Spermatophyta (berbiji)
Divisi
: Magnoliopsida
(dikotil)
Ordo : Solanales
Famili
: Solanaceae (suku
terung-terungan)
Genus
: solanum
Spesies
: Solanum lycopersicum L.
Menanam
tomat itu gampang-gampang susah. Butuh mental baja ketika dalam masa
harap-harap cemas apakah si’tomat’ bisa tumbuh atau tidak.
Dari
pengalamanku kemarin, si tomat bisa tumbuh. Awalnya, ada beberapa buah tomat
yang busuk. Daripada dibuang sayang, sitomat kubuang saja ke tanah di depan
rumah. Kalau mujur ya bisa tumbuh, kalau tidak mujur ya setidaknya bisa
menyuburkan tanah donk. Jadi, bisa dibilang, aku gunakan tomat yang sudah tua
itu sebagai benih. Selang beberapa hari, eh muncul batang dan daun kecil.
Tomatku tumbuh, yeaaayyy. Anggap saja aku lagi beruntung.
Setelah
pohon tomatku tumbuh agak tinggi, aku merasa tomatku itu tumbuh terlalu dekat
dengan tanaman lain. Akhirnya kugali tanah agak dalam. Kugali tanahnya sampai
ketemu ujung akarnya. Kenapa harus sampai ujung akar? Kalau akar sampai
terpotong takutnya tomatku bisa mati. Setelah ujung akar kutemukan, kuangkat
pohonnya. Kemudian kupindahkan pohon itu agak jauh dari tanaman sebelah biar
enggak rebutan makanan dengan pohon lain di tanah :D. Setelah itu kusirami dan bagian batangnya
kuikat bersama sebatang tongkat. Tujuan mengikat ini supaya jika tanaman sudah
tumbuh tinggi, bisa tetap berdiri tegak.
Tau
nggak? Sehari kemudian pohon tomatku kelihatan sekarat. Daun dan bunganya
melayu. Aku jadi pesimis si tomat bisa panjang umur. Beberapa hari kemudian aku
baru bisa merasa lega. Pasalnya si tomat akhirnya berdiri dengan gagah lagi.
Mungkin kemarin dia sedang menyesuaikan diri dengan tanah yang baru.
Hingga
kini tomatku masih hidup dan sudah beranak 9 buah. Senangnya bisa memetik tomat
hasil panen sendiri. Kalian juga bisa mencobanya di rumah. Bibitnya bisa beli
atau dari tomat yang busuk. Tomat busuk mempunyai biji yang sudah tua dan
matang. Jadi, cocok juga dijadikan benih.
Ini
dia pohon tomatku sekarang. Kuikat dengan batang besi.
Selamat mencoba dan
semoga berhasil :).
terima kasih informasinya gan.....
BalasHapusjangan lupa berkunjung ke website saya http://nonbok.com/