Menanam Tomat di Halaman Rumah

Written on Senin, 11 Mei 2015 | 06.09



Bagaimana rumah idamanmu? Bangunannya megah dan mewah? Penuh artistik? Oke, pikirkan dulu rumah idaman kalian ya, kawan. 

Aku justru menginginkan rumah sederhana tetapi halamannya luas, hehe. Kenapa kok begitu? Karena aku suka sekali dengan tanaman. Maaf curhat sedikit
:)

Yappp, tapi memang begitu kenyataannya. Baiklah daripada aku mulai salah fokus dan ngelantur nulis, kita mulai saja dari sini. Jika kalian punya halaman rumah yang luas, ingin kalian tanami dengan apa?  Ada banyak varian tumbuhan yang bisa ditanam. Pohon hias dan bunga, pohon buah, apotek hidup dan masih banyak lagi. Kali ini aku akan menjelaskan pengalamanku menanam pohon tomat.

Klasifikasi tomat
Nama Latin            : Solanum lycopersicum L.
Nama Indonesia     : Tomat
Kingdom               : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom          : Tracheobionta (Tumbuhan Berpembuluh)
Superdivisi            : Spermatophyta (berbiji)
Divisi                    : Magnoliopsida (dikotil)
Ordo                     : Solanales
Famili                    : Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus                   : solanum
Spesies                 : Solanum lycopersicum L.

Menanam tomat itu gampang-gampang susah. Butuh mental baja ketika dalam masa harap-harap cemas apakah si’tomat’ bisa tumbuh atau tidak.

Dari pengalamanku kemarin, si tomat bisa tumbuh. Awalnya, ada beberapa buah tomat yang busuk. Daripada dibuang sayang, sitomat kubuang saja ke tanah di depan rumah. Kalau mujur ya bisa tumbuh, kalau tidak mujur ya setidaknya bisa menyuburkan tanah donk. Jadi, bisa dibilang, aku gunakan tomat yang sudah tua itu sebagai benih. Selang beberapa hari, eh muncul batang dan daun kecil. Tomatku tumbuh, yeaaayyy. Anggap saja aku lagi beruntung.

Setelah pohon tomatku tumbuh agak tinggi, aku merasa tomatku itu tumbuh terlalu dekat dengan tanaman lain. Akhirnya kugali tanah agak dalam. Kugali tanahnya sampai ketemu ujung akarnya. Kenapa harus sampai ujung akar? Kalau akar sampai terpotong takutnya tomatku bisa mati. Setelah ujung akar kutemukan, kuangkat pohonnya. Kemudian kupindahkan pohon itu agak jauh dari tanaman sebelah biar enggak rebutan makanan dengan pohon lain di tanah :D.  Setelah itu kusirami dan bagian batangnya kuikat bersama sebatang tongkat. Tujuan mengikat ini supaya jika tanaman sudah tumbuh tinggi, bisa tetap berdiri tegak.

Tau nggak? Sehari kemudian pohon tomatku kelihatan sekarat. Daun dan bunganya melayu. Aku jadi pesimis si tomat bisa panjang umur. Beberapa hari kemudian aku baru bisa merasa lega. Pasalnya si tomat akhirnya berdiri dengan gagah lagi. Mungkin kemarin dia sedang menyesuaikan diri dengan tanah yang baru.

Hingga kini tomatku masih hidup dan sudah beranak 9 buah. Senangnya bisa memetik tomat hasil panen sendiri. Kalian juga bisa mencobanya di rumah. Bibitnya bisa beli atau dari tomat yang busuk. Tomat busuk mempunyai biji yang sudah tua dan matang. Jadi, cocok juga dijadikan benih.



Ini dia pohon tomatku sekarang. Kuikat dengan batang besi.


Dan ini tomatku yang masih hijau.



Tomatku sudah berbuah merah.

           Selamat mencoba dan semoga berhasil :).

Ditulis Oleh : Diary Fisika

diary fisika Anda sedang membaca artikel berjudul Menanam Tomat di Halaman Rumah yang ditulis oleh Diary Fisika Maaf, Anda tidak diperbolehkan mengcopy paste artikel ini.

Blog, Updated at: 06.09

1 comments:

  1. terima kasih informasinya gan.....
    jangan lupa berkunjung ke website saya http://nonbok.com/

    BalasHapus

SIMAK VIDEO PENJELASAN DI YOUTUBE

Social Plugin